Kenduri Seni Melayu Batam Kembali Digelar

Penampilan salah satu group Band pada KSM 2024. Dok Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam

RADAR BINTAN, Kota Batam – Kenduri Seni Melayu (KSM) Batam 2025 kembali digelar.

KSM Batam ke 26 itu bakal digelar selama 3 hari, 16-18 Mei 2025 pekan depan.

Sedianya dipusatkan di area Parkir Kawasan Harbourbay, Kota Batam.

KSM yang telah digelar sejak 1999 ini ditaja Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam.

“Kenduri Seni Melayu bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga wujud komitmen kami untuk melestarikan warisan leluhur dan mempromosikan Batam sebagai destinasi wisata budaya yang kaya, “ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata dikutip dari laman Diskominfo Batam.

“Kami mengundang seluruh masyarakat untuk hadir dan merasakan kehangatan serta keindahan seni Melayu yang akan memukau hati, “tambahnya.

Tahun ini katanya Ia KSM menghadirkan kolaborasi seniman dari Indonesia dan negeri serumpun.

“Dan ini menjadikan KSM sebagai panggung budaya yang benar-benar istimewa,”sebutnya.

Perlu diketahui KSM Batam telah mencatatkan prestasi gemilang. Karen satu-satunya event pariwisata di Kepri  yang masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata Republik Indonesia.

Baca juga:  HUT ke 79 TNI, Puluhan Petinju Bentrok di Dragon Head Boxing Batam Turnamen Championship 2024

Pencapaian ini menegaskan posisi KSM sebagai perayaan budaya yang tidak hanya berakar kuat pada tradisi, tetapi juga memiliki daya tarik nasional dan internasional.

Rangkaian acara KSM 2025 akan menampilkan 10 Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD), termasuk seni musik, seni tari, permainan teater Mak Yong, dan pagelaran bazar yang meriah.

Pengunjung dapat menikmati penampilan memukau dari seniman, budayawan, serta sanggar seni.

Bazar yang digelar juga akan menyuguhkan kuliner dari berbagai daerah yang menggugah selera.

Dengan suasana Harbourbay yang indah sebagai latar, KSM 2025 dijamin menjadi pengalaman tak terlupakan bagi keluarga, wisatawan, dan pecinta budaya.***